Syaikh Usamah bin Ladin bin Awwad bin Ladin (أسامة بن محمد بن عود بن لادن; ), sering dipanggil Usamah bin Ladin (atau Osama bin Laden dalam ejaan Inggris) alias Tim Osman, (lahir di Jeddah, Arab Saudi, 10 Maret 1957 – meninggal di Abbottãbad, Pakistan, 2 Mei 2011 pada usia 54 tahun) adalah seorang tokoh Mujahidin pendiri Al Qaeda. Telah gugur dalam perjuangan membela Islam dan kaum Muslimin. Meski sosok beliau tiada lagi di atas bumi ini, namun keteladanan dan semangat perjuangannya untuk mengusir agresor Amerika-Zionis-Paganis internasional dan mengangkat kembali panji syariat Islam di muka bumi tetap hidup dalam jiwa setiap muslim yang beriman, bertauhid dan berjihad fii sabilillah.
Orang-orang terdekat beliau memiliki banyak kenangan istimewa seputar kehidupan perjuangan beliau. Mereka yang masih hidup kini melanjutkan jihad fii sabilillah mereka di medan Afghanistan, Chechnya, Palestina, Pakistan, Irak, Yaman, dan Somalia. Banyak juga di antara mereka yang mendekam di penjara Guantanamo, Bagram, atau penjara pemerintahan zionis, paganis, dan antek-antek murtadnya.
Di antara sedikit orang dekat beliau yang sempat menceritakan kembali pengalaman selama menemani beliau adalah Asadul Jihad ats-Tsani. Berikut adalah petikan singkat cerita dari orang terdekat Usamah bin Ladin.
Orang-orang terdekat beliau memiliki banyak kenangan istimewa seputar kehidupan perjuangan beliau. Mereka yang masih hidup kini melanjutkan jihad fii sabilillah mereka di medan Afghanistan, Chechnya, Palestina, Pakistan, Irak, Yaman, dan Somalia. Banyak juga di antara mereka yang mendekam di penjara Guantanamo, Bagram, atau penjara pemerintahan zionis, paganis, dan antek-antek murtadnya.
Di antara sedikit orang dekat beliau yang sempat menceritakan kembali pengalaman selama menemani beliau adalah Asadul Jihad ats-Tsani. Berikut adalah petikan singkat cerita dari orang terdekat Usamah bin Ladin.
1. Pernah pemerintah Yaman menangkap beberapa ikhwan dekat Syaikh Usamah bin Ladin. Hal itu terjadi sebelum serangan 11 September 2001. Di antara mereka adalah al-akh Khallad ‘Atsy yang merupakan salah satu dari 14 ikhwan yang ditahan sekarang, semoga Allah membebaskan mereka semua dengan segera.
Maka Syaikh Usamah pun mengirim surat kepada presiden Yaman, Ali Abdullah Shalih yang isinya adalah:
“Bebaskanlah si Fulan, si Fulan dan si Fulan dari penjara — di antara yang beliau sebut adalah Khallad ‘Atsy, dan ini adalah perintah dari saya, jika tidak maka saya akan lakukan kepadamu sesuatu yang menyakitkan dirimu dan kalian akan mendapatkan bencana!”
Presiden Yaman itupun langsung melaksanakan perintah tersebut dengan penuh ketundukan. Maka dia bebaskan orang-orang tersebut secara mulia, karena dia paham betul arti dari ancaman Syaikh Usamah, yang apabila berjanji pasti ia laksanakan janjinya. Kemudian kembalilah ikhwan-ikhwan yang dibebaskan tersebut ke Afghanistan dan menerima tugas jihad baru dari pemimpin mereka, Syaikh Usamah bin Ladin.
Perlu diketahui bahwa atas kejadian itu hampir saja Amerika mengembargo Yaman sebagai hukuman, seandainya tidak terjadi serangan 11 September dan adanya kepentingan Amerika untuk bekerja sama dengan pemerintah Yaman melawan Islam dan penganutnya.
Maka Syaikh Usamah pun mengirim surat kepada presiden Yaman, Ali Abdullah Shalih yang isinya adalah:
“Bebaskanlah si Fulan, si Fulan dan si Fulan dari penjara — di antara yang beliau sebut adalah Khallad ‘Atsy, dan ini adalah perintah dari saya, jika tidak maka saya akan lakukan kepadamu sesuatu yang menyakitkan dirimu dan kalian akan mendapatkan bencana!”
Presiden Yaman itupun langsung melaksanakan perintah tersebut dengan penuh ketundukan. Maka dia bebaskan orang-orang tersebut secara mulia, karena dia paham betul arti dari ancaman Syaikh Usamah, yang apabila berjanji pasti ia laksanakan janjinya. Kemudian kembalilah ikhwan-ikhwan yang dibebaskan tersebut ke Afghanistan dan menerima tugas jihad baru dari pemimpin mereka, Syaikh Usamah bin Ladin.
Perlu diketahui bahwa atas kejadian itu hampir saja Amerika mengembargo Yaman sebagai hukuman, seandainya tidak terjadi serangan 11 September dan adanya kepentingan Amerika untuk bekerja sama dengan pemerintah Yaman melawan Islam dan penganutnya.
2. Pernah suatu saat Syaikh Usamah mengunjungi sebuah klinik di Afghanistan. Beliau memang sering menjenguk ke klinik-klinik, rumah sakit, dan tempat-tempat penerimaan tamu, untuk mengetahui keadaan para ikhwan dan untuk meyakinkan kondisi mereka. Ketika beliau masuk ke sebuah klinik, di sana ada dua ikhwan bersaudara yang terbaring. Sebelumnya Syaikh Usamah telah mengetahui bahwa dua ikhwan bersaudara tersebut ada di klinik tersebut. Keduanya sakit sehingga dimasukkan ke klinik untuk berobat. Keduanya tidur berdampingan.
Keduanya terbangun ketika keduanya merasakan ada yang memijiti kedua kaki mereka. Ketika keduanya bangun, mereka melihat ternyata orang tersebut adalah Syaikh Usamah bin Ladin, semoga Allah meninggikan derajat beliau. Keduanya pun terkejut dan menegur beliau dengan mengatakan: “Kenapa Anda lakukan ini wahai Syaikh, semoga Allah mengampunimu? Jangan Anda lakukan ini, karena Anda adalah orang yang terpandang, dan seterusnya .. dan seterusnya. Beliau pun menjawab: “Ini adalah kewajiban kami terhadap kalian.”
Dua ikhwan ini adalah termasuk dari 19 ikhwan yang menyerang Amerika pada operasi 11 September. Semoga Allah menerima mereka dalam barisan syuhada’.
3. Dulu sebelum dimulainya neo perang salib ada beberapa pengikut Syaikh Usamah yang tertangkap di Iran. Maka Syaikh Usamah mengancam Iran dengan mengatakan: “Bebaskan mereka, karena kami belum lagi mengarahkan moncong senjata kami kepada kalian!” Setelah itu Iran pun segera membebaskan mereka semua.
4. Sebelum serangan 11 September, Syaikh Usamah muncul di sebuah rekaman video. Dalam video tersebut nampak sosok beliau, di belakang beliau senjata dan di belakang senjata beliau ada peta dunia. Senjata beliau tersebut mengarah — secara tidak sengaja — ke salah satu negara Asia tenggara. Negara yang tertunjuk secara tidak sengaja tersebut pun mengirimkan utusan kepada Syaikh Usamah, menawarkan harta dan mereka bersedia menuruti perintahnya asal beliau tidak melakukan penyerangan di negara mereka. Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin.
5. Ketika para ikhwan meloloskan diri dari Tora Bora di awal-awal perang, Syaikh Usamah tertidur sekejap dan bermimpi melihat seekor kalajengking di parit pertahanan yang beliau berada di dalamnya. Maka ketika beliau terbangun, beliau segera meninggalkan parit pertahanan tersebut karena mimpi tersebut.
Berselang satu atau dua hari kemudian parit pertahanan tersebut ditembak dengan rudal sampai hancur lebur, setelah sebelumnya ada orang munafiq yang meletakkan sebuah chips (untuk mengintai) yang memberikan petunjuk kepada para pilot untuk menembak tempat tersebut. Akibatnya terbunuhlah seorang ikhwan yang sedang tidur di dalam parit pertahanan tersebut, dan Allah menyelamatkan hamba-Nya Usamah bin Ladin.
6. Dulu jika ada seorang ikhwan yang bertanya kepada Syaikh Usamah: “Wahai Syaikh Abu Abdillah, bagaimana kiranya jika Amerika menyerang kita dengan senjata nuklir???”
Lalu beliau menjawab: “Jika mereka menyerang kita dengan nuklir, maka kita akan serang mereka dengan nuklir juga.” Kami cukup percaya bahwa beliau adalah orang yang jujur dan menepati janjinya, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui siapa beliau yang sebenarnya.
6. Dulu jika ada seorang ikhwan yang bertanya kepada Syaikh Usamah: “Wahai Syaikh Abu Abdillah, bagaimana kiranya jika Amerika menyerang kita dengan senjata nuklir???”
Lalu beliau menjawab: “Jika mereka menyerang kita dengan nuklir, maka kita akan serang mereka dengan nuklir juga.” Kami cukup percaya bahwa beliau adalah orang yang jujur dan menepati janjinya, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui siapa beliau yang sebenarnya.
7. Dulu ada seorang ahli nuklir dari Mesir yang ditugasi untuk mempersiapkan senjata nuklir dan membeli apa saja yang diperlukan untuk proyek tersebut, sebelum terjadi serangan 11 September. Syaikh Usamah telah menyiapkan serangkaian program untuk proyek ini dan beliau mengeluarkan dana yang banyak.
Sang pakar nuklir dari Mesir tersebut telah melakukan uji coba dengan meledakkan sebuah bom nuklir mini dan hasilnya adalah sebuah ledakan yang sangat dahsyat sekali. Hal tersebut menjadikan para pimpinan jihad sangat gembira sekali. Syaikh Usamah sendiri ikut memantau proyek ini secara langsung di setiap tahapnya.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa orang murid dari seorang pakar nuklir Irak dari daerah Masyhadan, yang mana mereka semua itu menjadi buronan Amerika dan untuk itu Amerika menyiapkan banyak imbalan bagi siapa saja yang dapat menangkap mereka, mereka semua telah berbaiat kepada Syaikh Usamah bin Ladin.
Mereka telah mulai bekerja untuk membela agama Allah SWT, sedangkan yang menjadi pengawas mereka dalam proyek ini adalah sang pakar dari Mesir tadi. Kini kita tinggal menunggu hari saja.
Sang pakar nuklir dari Mesir tersebut telah melakukan uji coba dengan meledakkan sebuah bom nuklir mini dan hasilnya adalah sebuah ledakan yang sangat dahsyat sekali. Hal tersebut menjadikan para pimpinan jihad sangat gembira sekali. Syaikh Usamah sendiri ikut memantau proyek ini secara langsung di setiap tahapnya.
Perlu diketahui bahwa ada beberapa orang murid dari seorang pakar nuklir Irak dari daerah Masyhadan, yang mana mereka semua itu menjadi buronan Amerika dan untuk itu Amerika menyiapkan banyak imbalan bagi siapa saja yang dapat menangkap mereka, mereka semua telah berbaiat kepada Syaikh Usamah bin Ladin.
Mereka telah mulai bekerja untuk membela agama Allah SWT, sedangkan yang menjadi pengawas mereka dalam proyek ini adalah sang pakar dari Mesir tadi. Kini kita tinggal menunggu hari saja.
8. Di antara ucapan beliau yang terkenal adalah: “Mungkin di antara kalian ada yang mengatakan tentang diriku, bahwa saya mengatakan dalam hati, seandainya saya tidak melakukan apa yang telah saya lakukan tentu saya tidak akan menjadi buron. Jika saya tidak melakukan apa yang telah saya lakukan, tentu saya akan lebih leluasa. Mungkin saya menyesali perbuatanku. Untuk itu saya katakan: “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, bahwa penyesalan seperti itu tidak pernah terbersit sedikit pun dalam hatiku.”
9. Di antara ucapan beliau yang lain adalah: “Saya jika melihat orang yang umurnya telah mencapai 40 tahun, saya merasa sedih. Saya katakan dalam hati: Seorang yang telah mencapai umur 40 tahun sedangkan dia belum dapat membebaskan tempat Rasul SAW melakukan isra’ , masjid Al Aqsa.” Kemudian beliau memegang jenggotnya dengan sedih dan mengatakan: “Kini saya telah mencapai umur 40 tahun…” Beliau merasa apa yang beliau lakukan masih sangat sedikit.
Wahai Syaikh Usamah yang tercinta, apakah engkau mengatakan seperti itu sedangkan engkau telah melakukan apa yang telah engkau lakukan selama ini. Engkau adalah seorang imam dan pembaharu. Lalu apa yang dapat kami katakan sedangkan umur kami telah mencapai 40 tahun.
10. Bagi orang yang tidak mengenal Syaikh Usamah, beliau adalah orang tua yang pengasih. Beliau menangisi kondisi umatnya dan apa yang menimpa umatnya. Beliau menangisi kaum Muslimin yang terbunuh dan juga menangisi ikhwan-ihkwan yang telah melakukan operasi syahid.Wahai Syaikh Usamah yang tercinta, apakah engkau mengatakan seperti itu sedangkan engkau telah melakukan apa yang telah engkau lakukan selama ini. Engkau adalah seorang imam dan pembaharu. Lalu apa yang dapat kami katakan sedangkan umur kami telah mencapai 40 tahun.
Hal yang sering kali membuat beliau sedih dan menjadikan kedua mata beliau berlinang adalah pembicaraan soal Palestina dan keterbelakangan umat Islam akan ilmu pengetahuan dan agama. Juga beliau sering menangis karena melihat umat Islam yang kian hari semakin jauh dari iman dan taqwa kepada Allah SWT.
11. Beliau selalu mengikuti berita satu persatu. Jika di radio beliau mendengar sebuah operasi syahid di Palestina, beliau berdiri lantaran gembira lalu beliau keluar dari tempat tinggal beliau sambil menembakkan senjata beliau ke langit karena senangnya dengan serangan yang dilakukan oleh Mujahidin Palestina terhadap Yahudi.Allahu Akbar
12. Ketika ada yang mengatakan kepada beliau supaya beliau mengirim satu regu pasukannya untuk melancarkan serangan di Palestina terhadap Yahudi, maka beliau menjawab: “Sebagai penghormatan kita kepada jihad yang dilakukan Hamas dan kelompok-kelompok jihad lainnya di Palestina yang berperang melawan Yahudi, maka kita tidak harus mengirim orang untuk melancarkan serangan, meskipun kita bisa melaksanakan sebuah serangan spektakuler di sana, sedangkan mereka sendiri sedang melaksanakan sebuah amalan yang besar dan mulia melawan Yahudi.” Ini lantaran sangat cintanya dan hormatnya beliau terhadap mujahidin Palestina.
13. Sebelumnya Syakh Usamah bin Ladin telah merencanakan serangan menggunakan lebih dari empat buah pesawat. Beliau mengatakan bahwa serangan tersebut seharusnya bukan hanya empat atau lima atau enam atau sepuluh serangan. Sebelumnya beliau telah menetapkan bahwa serangan bukan dilancarkan pada 11 September tapi setelahnya. Namun keputusan itu beliau percepat karena dua hal. Pertama, karena beliau mengetahui bahwa Amerika hendak menyerang Afghanistan sehingga beliau ingin membuat kejutan buat Amerika dan mengubur keangkuhannya dalam tanah. Kedua, karena beliau sangat sedih terhadap Palestina dan apa yang dialami oleh penduduk Palestina. Maka beliau pun memutuskan untuk menyegerakan serangan, dan beliau memandang bahwa lebih baik serangan hanya dilancarkan dengan empat serangan pesawat saja. Sedangkan sisanya beliau akhirkan sampai Allah menentukan sesuatu yang telah Ia tetapkan.
14. Beliau mendengar ada wanita-wanita Palestina yang keluar ke jalan-jalan dengan mengusung gambar beliau sambil meneriakkan: “Wahai Usamah, mana janjimu!!!”
14. Beliau mendengar ada wanita-wanita Palestina yang keluar ke jalan-jalan dengan mengusung gambar beliau sambil meneriakkan: “Wahai Usamah, mana janjimu!!!”
Saat mendengar berita tersebut, Syaikh Usamah sangat sedih sekali, dan tiga hari beliau tidak berbicara dengan seorang pun lantaran kesedihan beliau yang sangat mendalam. (Semoga Allah menjadikanku sebagai tebusan beliau).
Beberapa hari kemudian terjadilah serangan 11 September yang penuh berkah itu. Beliau pun bersumpah dengan sumpah yang sangat terkenal selama beberapa abad terakhir ini sebagai tindakan riil beliau untuk membela Palestina yang tercinta.
Beberapa hari kemudian terjadilah serangan 11 September yang penuh berkah itu. Beliau pun bersumpah dengan sumpah yang sangat terkenal selama beberapa abad terakhir ini sebagai tindakan riil beliau untuk membela Palestina yang tercinta.
Dalam artikel kali ini, Asadul Jihad ats-Tsani kembali menuturkan beberapa pengalaman pribadinya dan orang-orang dekat Syaikh Usamah bin Ladin "rahimahullah" selama menemani Syaikh Usamah. Masa-masa bombardir total pesawat perang AS dan ISAF terhadap mujahidin Al-Qaeda yang mengundurkan diri dari Afghan ke perbatasan Pakistan melalui jalur pegunungan Tora Bora meninggalkan banyak kenangan indah, menegangkan, dan terkadang lucu.
Pertempuran di pegunungan Tora Bora, Afghanistan, dimulai pada tanggal 20 Rajab 1422 H bertepatan dengan tanggal 7 Oktober 2001 M. Belasan pesawat tempur Amerika meraung-raung dan memuntahkan timah panas ke parit-parit di sekitar pengunungan Tora Bora. Tidak hanya itu saja pesawat jenis B 52 dan C 130 itu pun menghujani pegunungan yang wilayahnya tidak lebih dari satu mil persegi tersebut dengan Smart Bomb (bom cerdas), bom-bom cluster dan juga bom pembakar gua.
Mereka ingin membumi hanguskan tempat yang kecil ini dan memusnahkan dari muka bumi. Para pemimpin Amerika yakin akan keberadaan Syaikh Usamah bin Ladin ditempat tersebut. Siang dan malam tidak berlalu kecuali ada pesawat tempur yang melintas dengan bom bardir dahsyat setiap menitnya. Hal ini terus berlangsung hingga pertengahan Ramadhan, jadi bombardir tersebut berlangsung kurang 45 hari.
Sementara itu, Syaikh Usamah bin Ladin, bersama sahabat setianya Syaikh Ayman Az-Zawahiri, dan sekitar 300an mujahid terus bertahan dengan hanya berharap ridho dan pertolongan Allah SWT dari serangan dan bombardir Amerika yang tiada habisnya. Dengan Suhu 10 derajat dibawah nol mereka menggali Khandaq (parit pertahanan) sebanyak seratus buah, dengan rata-rata satu khandaq untuk berlindung 3 mujahid di area yang tidak lebih dari satu mil persegi. Mereka melakukan itu untuk menghindari lebih banyak korban yang jatuh akibat bombardir pasukan Amerika. Satu pesawat bisa melintas lebih dari 2 jam, dan satu kali tembakan berisi 20 sampai 30 bom.
Berikut ini kisah selengkapnya, dituturkan oleh salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup.
Berikut ini kisah selengkapnya, dituturkan oleh salah seorang pelaku sejarah yang masih hidup.
15. Syaikh Usamah bin Ladin adalah orang yang terakhir kali turun dari pegunungan Tora Bora di bawah bombardir senjata berat yang terjadi di awal perang salib di Afghanistan. Setelah beliau yakin bahwa semua ikhwan telah turun, maka beliau baru turun. Ini beliau lakukan lantaran sangat cintanya beliau kepada para pengikutnya.
Demi Allah, alangkah baiknya engkau wahai Usamah.
Demi Allah, alangkah baiknya engkau wahai Usamah.
16. Ada kisah-kisah lucu bersama beliau. Di antaranya adalah ketika ada seorang ikhwan dari Hijaz, ikhwan ini terkenal suka bercanda, dia masuk salah satu parit pertahanan di Tora Bora, ketika Amerika membombardir Afghanistan. Namun dia tidak tahu parit pertahanan siapa yang dia masuki tersebut. Dia pun masuk dan mendapatkan ada beberapa orang yang sedang duduk, yang di belakang mereka ada lampu. Saking gelapnya tempat tersebut sehingga tidak ada cahaya sama sekali meski siang hari.
Ikhwan kita ini sekarang telah berada di dalam parit pertahanan dan tidak dapat melihat wajah orang-orang yang ada di sana. Namun dia dapat melihat bahwa ada beberapa orang yang duduk di sana. Maka ia pun mengatakan dengan suara yang tinggi: “Wahai para pemuda, assalamu‘alaikum, apa kabar antum? Bagaimana kondisi antum?”
Para ikhwan yang berada di dalam parit pertahanan itu pun tertawa. Ikhwan dari Hijaz itu pun mengatakan dengan suara keras: “Beritahukan saya siapa antum, wahai para pemuda, saya tidak dapat mengenali wajah-wajah yang baik ini!!” Dia lalu bertanya: “Siapa namamu akhi?” Orang yang ditanya pun menjawab: “Saya saudara antum, Ayman Az-Zhawahiri!”
Ikhwan kita ini pun menelan ludahnya dengan susah, dan mengatakan: “O, ya!” Sementara ikhwan-ikhwan yang lain tertawa melihat kejadian itu. Ikhwan dari Hijaz itu terus bertanya kepada yang lainnya: “Antum, siapa antum?” Orang yang ditanya itu pun menjawab: “Saya saudara antum, Usamah bin Ladin!!”
Spontan ikhwan kita yang satu ini mengatakan: “Maaf ya Syaikh, maaf. Mana kepala antum, berikan kepadaku biar kucium kepala antum, juga kepala Syaikh Ayman …!”
Ikhwan kita ini sekarang telah berada di dalam parit pertahanan dan tidak dapat melihat wajah orang-orang yang ada di sana. Namun dia dapat melihat bahwa ada beberapa orang yang duduk di sana. Maka ia pun mengatakan dengan suara yang tinggi: “Wahai para pemuda, assalamu‘alaikum, apa kabar antum? Bagaimana kondisi antum?”
Para ikhwan yang berada di dalam parit pertahanan itu pun tertawa. Ikhwan dari Hijaz itu pun mengatakan dengan suara keras: “Beritahukan saya siapa antum, wahai para pemuda, saya tidak dapat mengenali wajah-wajah yang baik ini!!” Dia lalu bertanya: “Siapa namamu akhi?” Orang yang ditanya pun menjawab: “Saya saudara antum, Ayman Az-Zhawahiri!”
Ikhwan kita ini pun menelan ludahnya dengan susah, dan mengatakan: “O, ya!” Sementara ikhwan-ikhwan yang lain tertawa melihat kejadian itu. Ikhwan dari Hijaz itu terus bertanya kepada yang lainnya: “Antum, siapa antum?” Orang yang ditanya itu pun menjawab: “Saya saudara antum, Usamah bin Ladin!!”
Spontan ikhwan kita yang satu ini mengatakan: “Maaf ya Syaikh, maaf. Mana kepala antum, berikan kepadaku biar kucium kepala antum, juga kepala Syaikh Ayman …!”
Sementara ikhwan yang lain pun terus tertawa. Mereka balik bertanya: “Antum sendiri siapa?” Dia menjawab: “Saya Fulan… “ Maka Syaikh Usamah pun mengatakan kepadanya: “Selamat datang, bagaimana keadaan antum, apa ada yang kurang…???
Ikhwan tersebut menjawab: Saya salah masuk, maaf … maaf…”
Ikhwan tersebut menjawab: Saya salah masuk, maaf … maaf…”
17. Salah seorang ikhwan merupakan seorang komandan regu mujahidin berangkat ke Tora Bora. Orangnya serius dalam berbicara dan bersikap. Ia baru saja menempuh perjalanan empat jam dari bawah sampai puncak Tora Bora. Ketika sampai ke tempat para ikhwan, ia masuk ke salah satu parit pertahanan. Di sana ia mendapati para ikhwan sedang duduk dan mereka membuat sebuah perapian penghangat lantaran sangat dinginnya cuaca.
Sang komandan ini pun menyalahkan para ikhwan yang duduk-duduk tersebut. Sang komandan ini telah kelelahan dan penat setelah melakukan perjalanan. Ia mengucapkan salam dan meletakkan suthrah —- sleping bag — nya. Para ikhwan pun menyambutnya dan mengatakan kepadanya: “Selamat datang, silahkan istirahat!”
Dengan nada menyalahkan apa yang mereka lakukan tersebut, ia menjawab: “Kita banyak kesibukan, kita tidak selayaknya duduk-duduk!!!” Sang komandan pun keluar. Kemudian ketika kembali, ia dapatkan suthrahnya dalam keadaan terbuka dan nampak habis diperiksa. Para ikhwan memeriksanya karena khawatir ada chip di dalamnya karena para ikhwan tidak dapat melihat wajah sang komandan tadi.
Sang komandan tersebut melihat kepada para ikhwan sambil mengatakan: “Hasbiyallah wa ni’mal wakil.” Ia mengulangnya beberapa kali sambil mengumpulkan segala keperluannya untuk merubah posisi parit pertahanan. Sang komandan tersebut juga tidak menanyakan siapa-siapa saja ikhwan yang ada di situ, karena dia orangnya serius dan tidak suka banyak bicara.
Ketika sudah keluar, dia baru tahu ternyata Syaikh Usamah dan Syaikh Ayman berada di dalam parit pertahanan tersebut. Iapun menyesal atas sikapnya dan kenapa tidak ikut duduk-duduk bersama, karena segala kebaikan dan manfaat ada dalam majlis tadi.
Sang komandan ini pun menyalahkan para ikhwan yang duduk-duduk tersebut. Sang komandan ini telah kelelahan dan penat setelah melakukan perjalanan. Ia mengucapkan salam dan meletakkan suthrah —- sleping bag — nya. Para ikhwan pun menyambutnya dan mengatakan kepadanya: “Selamat datang, silahkan istirahat!”
Dengan nada menyalahkan apa yang mereka lakukan tersebut, ia menjawab: “Kita banyak kesibukan, kita tidak selayaknya duduk-duduk!!!” Sang komandan pun keluar. Kemudian ketika kembali, ia dapatkan suthrahnya dalam keadaan terbuka dan nampak habis diperiksa. Para ikhwan memeriksanya karena khawatir ada chip di dalamnya karena para ikhwan tidak dapat melihat wajah sang komandan tadi.
Sang komandan tersebut melihat kepada para ikhwan sambil mengatakan: “Hasbiyallah wa ni’mal wakil.” Ia mengulangnya beberapa kali sambil mengumpulkan segala keperluannya untuk merubah posisi parit pertahanan. Sang komandan tersebut juga tidak menanyakan siapa-siapa saja ikhwan yang ada di situ, karena dia orangnya serius dan tidak suka banyak bicara.
Ketika sudah keluar, dia baru tahu ternyata Syaikh Usamah dan Syaikh Ayman berada di dalam parit pertahanan tersebut. Iapun menyesal atas sikapnya dan kenapa tidak ikut duduk-duduk bersama, karena segala kebaikan dan manfaat ada dalam majlis tadi.
18. Di antara ucapan beliau yang dapat diceritakan adalah tatkala datang seseorang yang belum pernah ikut jihad dan belum pernah berperang sebelumnya, kemudian mengatakan kepada Syaikh Usamah: “Kalau antum lakukan begini dan begitu tentu lebih baik. Kalau antum tidak lakukan ini dan itu tentu lebih afdlal.”
Maka Syaikh Usamah menjawab kepada orang tersebut dengan kata-kata yang agung yang ditulis dengan tinta emas. Beliau mengatakan: “Sesungguhnya jihad itu adalah puncak tertinggi dalam Islam. Orang yang berada di puncak sesuatu akan dapat melihat semua yang ada di bawahnya dengan jelas. Lain halnya dengan orang yang berada di bawah.”
Maka Syaikh Usamah menjawab kepada orang tersebut dengan kata-kata yang agung yang ditulis dengan tinta emas. Beliau mengatakan: “Sesungguhnya jihad itu adalah puncak tertinggi dalam Islam. Orang yang berada di puncak sesuatu akan dapat melihat semua yang ada di bawahnya dengan jelas. Lain halnya dengan orang yang berada di bawah.”
Beliau selalu berkeinginan untuk tinggal di front-front pertempuran. Akan tetapi para ikhwan selalu menyarankan beliau untuk tetap tinggal di kamp-kamp dan pos-pos penerimaan tamu dan utusan. Karena banyak dan sering sekali utusan yang datang untuk bertemu beliau, sepanjang tahun. Baik dari kalangan Ulama, sebagian ada yang diumumkan terang-terangan dan sebagian lagi ada yang disembunyikan identitasnya, mujahidin, jurnalis, bussinesman, dan berbagai macam tamu yang memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Beliau tidak pernah membiarkan tamu beliau tanpa beliau sambut. Beliau menyambut semua orang dengan lapang dada, dari manapun mereka datang tanpa ragu ataupun khawatir.
Sampai-sampai ada yang datang kepada beliau untuk pertama kalinya, ia mendekati beliau dengan wajah yang ceria. Maka para pengawal beliau pun berusaha untuk memeriksa orang tersebut, akan tetapi Syaikh Usamah menyuruh para pengawal beliau tersebut untuk membiarkan tamu tersebut.
Sering kali para pengawal Syaikh Usamah tersebut merasa khawatir terhadap para tamu baru. Di antara mereka ada yang datang langsung mencium kepala beliau atau memeluk beliau. Ketika para pengawal beliau panik, beliau langsung melarang mereka. Beliau ingin menyambut mereka dengan penuh penghormatan melebihi penghormatan para tamunya. Ada tamu dari Arab dan non Arab. Mereka datang dengan langsung menyeruduk untuk memeluk dan mencium beliau. Beliau pun selalu menyenangkan dan memuliakan mereka secara maksimal.
Beliau selalu memantau kondisi para ikhwan yang ada di front, rumah sakit, klinik, dan rumah-rumah penerimaan tamu. Seolah seluruh hidupnya itu hanya untuk menanyakan bagaimana kondisi ikhwan dan berkeliling mengecek kondisi mereka.
Setiap ikhwan masing-masing merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling dicintai oleh Syaikh Usamah. Dan setiap orang yang pernah duduk bersama beliau pasti mencintainya sejak pertama kali melihat beliau.
Beliau duduk di mana saja bersama ikhwan yang lain untuk makan, tidak ada tempat khusus untuk beliau. Beliau makan seperti apa yang para ikhwan makan. Seolah beliau adalah sama dengan yang lain dan bukan amir mereka atau komandan mujahidin dan muslimin. Beliau mengambilkan daging dan lauk dengan tangan beliau untuk orang yang berada di dekat beliau.
19. Beliau terkadang bermain dan bercanda dengan para ikhwan. Di antara hal lucu lainnya, pernah ada seorang ikhwan datang dalam keadaan marah dan mengatakan kepada beliau: “Saya tidak mau tinggal di Afghanistan!! Saya tidak mau kesenangan dunia!! Saya mau pergi ke Chechnya saja dan berperang di sana!!!”
Sedangkan Syaikh Usamah dalam keadaan duduk di tempat duduknya yang sederhana. Maka beliau mengambil satu genggam tanah di dekatnya dan beliau lihat. Dengan bercanda beliau mengatakan sambil melihat ke tanah tersebut: “Apakah ini yang dimaksud kesenangan dunia??!”
Sedangkan Syaikh Usamah dalam keadaan duduk di tempat duduknya yang sederhana. Maka beliau mengambil satu genggam tanah di dekatnya dan beliau lihat. Dengan bercanda beliau mengatakan sambil melihat ke tanah tersebut: “Apakah ini yang dimaksud kesenangan dunia??!”
20. Ada seorang ikhwan dari Hadhramaut (Yaman) yang biasa mengikuti adat istiadat suku sedang terkena wasir. Syaikh Usamah pun menyarankannya agar berobat dengan madu dan lainnya. Namun ikhwan tersebut tidak sanggup menahan sakit sehingga ia memilih operasi. Beberapa saat kemudian ikhwan tersebut bertemu dengan Syaikh Usamah dan Syaikh pun bertanya tentang sakitnya untuk meyakinkan kondisinya. Ikhwan tersebut menjawab bahwa telah melakukan operasi untuk menghilangkan wasirnya.
Dengan nada bercanda, Syaikh Usamah memegang jenggotnya yang tidak terlalu lebat, dan berkata: “Yaa laumaaah !!! Yaa Laumaah !!” (Wah sayang…! Wah sayang…! Ungkapan yang digunakan seseorang yang menyayangkan sesuatu terjadi, )
Karena ikhwan kita yang satu ini termasuk orang yang kuat memegang adat. Seolah Syaikh Usamah dengan nada bercanda mengatakan kepadanya, kenapa engkau mau dioperasi? (Karena mungkin secara adat membuka pantat itu sangat aib bagi seseorang.)
Ikhwan itu tadi pun secara spontan menyahut: “Aduh .. aduh .. yaa laumaah! Kenapa engkau tidak bilang sebelumnya, wahai Syaikh …”
Dengan nada bercanda, Syaikh Usamah memegang jenggotnya yang tidak terlalu lebat, dan berkata: “Yaa laumaaah !!! Yaa Laumaah !!” (Wah sayang…! Wah sayang…! Ungkapan yang digunakan seseorang yang menyayangkan sesuatu terjadi, )
Karena ikhwan kita yang satu ini termasuk orang yang kuat memegang adat. Seolah Syaikh Usamah dengan nada bercanda mengatakan kepadanya, kenapa engkau mau dioperasi? (Karena mungkin secara adat membuka pantat itu sangat aib bagi seseorang.)
Ikhwan itu tadi pun secara spontan menyahut: “Aduh .. aduh .. yaa laumaah! Kenapa engkau tidak bilang sebelumnya, wahai Syaikh …”
Asadul Jihad ats-Tsani kembali menuturkan beberapa pengalaman pribadinya dan orang-orang dekat Syaikh Usamah bin Ladin "rahimahullah" selama menemani Syaikh Usamah. Banyak hal diceritakannya. Dari pengalaman di medan perang Afghanistan, keakraban dengan semua orang yang bergaul dengan beliau, hingga penghormatannya kepada seorang ibu mujahid dari Makkah Al Mukarromah dan tangis bahagia seorang nenek tua di Sudan.
21. Seringkali para ikhwan mengundang beliau untuk menyampaikan khutbah atau nasehat buat mereka. Namun Syaikh Usamah termasuk orang yang tidak menyukai hal itu. Bahkan seringkali beliau menghindari berkhutbah di kalangan ikhwan kecuali jika ada suatu keperluan yang mendesak.
22. Suatu hari ada seorang ikhwan datang ke masjid untuk shalat jum’at. Lalu di sana dia melihat ada Syaikh Usamah sedang duduk dengan memeluk lututnya sambil menunggu shalat sebelum khatib masuk. Maka ikhwan kita ini mengatakan dalam hatinya: “Hari ini saya tidak ada kerjaan sampai datang waktu khutbah, selain melihat dan memperhatikan Syaikh Usamah,” lantaran sangat cintanya mereka kepada beliau.
Ketika itu Syaikh Usamah kelihatan memegang sebuah mushaf kecil yang beliau keluarkan dari saku baju beliau. Beliau pun membacanya. Tiba-tiba, di tengah-tengah beliau membaca Al Qur’an itu, beliau menengadahkan pandangannya ke langit sambil merenung dengan tenang. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang sangat lama sekali kira-kira satu jam. Ikhwan kita tersebut pun terus memperhatikan beliau dari jauh. Kemudian para jamaah mulai berdatangan ke masjid sampai masjid hampir penuh, sedangkan Syaikh Usamah masih saja menengadahkan pandangannya ke langit.
Ketika itu Syaikh Usamah kelihatan memegang sebuah mushaf kecil yang beliau keluarkan dari saku baju beliau. Beliau pun membacanya. Tiba-tiba, di tengah-tengah beliau membaca Al Qur’an itu, beliau menengadahkan pandangannya ke langit sambil merenung dengan tenang. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang sangat lama sekali kira-kira satu jam. Ikhwan kita tersebut pun terus memperhatikan beliau dari jauh. Kemudian para jamaah mulai berdatangan ke masjid sampai masjid hampir penuh, sedangkan Syaikh Usamah masih saja menengadahkan pandangannya ke langit.
Kita tidak tahu apa yang sedang beliau renungkan dan ayat yang mana yang sedang beliau tadabburi sampai beliau lama sekali memikirkannya. Beliau terus dalam keadaan seperti itu dalam waktu yang tidak sebentar. Sampai akhirnya khatib naik mimbar dan mengucapkan salam kepada para jamaah. Syaikh Usamah pun menyahut, lalu kembali tenggelam dalam tadabburnya tadi. Akhirnya beliau menutup mushafnya dan mendengarkan khutbah. Dan kita tidak tahu apa yang tengah beliau pikirkan dan ayat mana yang menjadikan beliau menerawang sampai begitu lama.
23. Syaikh Usamah selalu menasehati agar tidak merasakan kenapa kemenangan datang begitu lambat, agar pelan dan hati-hati, dan agar senantiasa sabar. Di antara perkataan beliau yang selalu beliau ulang-ulang adalah: “Sesungguhnya kemenangan itu dapat diraih dengan kesabaran sesaat, sedangkan kita ingin selain sabar sesaat, kita bersabar dua kali lipatnya lagi.”
Di antara ucapan beliau lainnya yang sering beliau ucapkan, sampai ketika bom-bom dan rudal-rudal membombardir bumi di sekitar mujahidin, adalah: “Supaya datang kelapangan … harus ada kesempitan.”
Ucapan beliau lainnya lagi adalah: “Setiap hari yang dilalui seorang mujahid dalam perang gerilya ini sedangkan dia terus berperang, maka itu terhitung satu kemenangan, karena ini adalah proses menguras tenaga musuh.” Ucapan agung lain yang beliau ucapkan dalam memberikan motivasi untuk melakukan amaliyah istisyhadiyah adalah: “Lebah itu kalau menyengat 9 kali di kepala maka akan dapat menewaskan orang yang disengatnya. Hendaknya para mujahidin merenungkan hal ini.”
24. Beliau memilih lebih dekat dengan para ikhwan yang telah menikah dari pada ikhwan yang belum menikah. Sampai-sampai terkadang ada ikhwan yang mengatakan kepada beliau bahwa si fulan (yang belum menikah) itu lebih pantas daripada si fulan (yang telah menikah). Maka beliau mengatakan bahwa orang yang telah menikah itu pikirannya lebih cemerlang dan orangnya lebih tahan dalam berhijrah.
Di antara ucapan beliau lainnya yang sering beliau ucapkan, sampai ketika bom-bom dan rudal-rudal membombardir bumi di sekitar mujahidin, adalah: “Supaya datang kelapangan … harus ada kesempitan.”
Ucapan beliau lainnya lagi adalah: “Setiap hari yang dilalui seorang mujahid dalam perang gerilya ini sedangkan dia terus berperang, maka itu terhitung satu kemenangan, karena ini adalah proses menguras tenaga musuh.” Ucapan agung lain yang beliau ucapkan dalam memberikan motivasi untuk melakukan amaliyah istisyhadiyah adalah: “Lebah itu kalau menyengat 9 kali di kepala maka akan dapat menewaskan orang yang disengatnya. Hendaknya para mujahidin merenungkan hal ini.”
24. Beliau memilih lebih dekat dengan para ikhwan yang telah menikah dari pada ikhwan yang belum menikah. Sampai-sampai terkadang ada ikhwan yang mengatakan kepada beliau bahwa si fulan (yang belum menikah) itu lebih pantas daripada si fulan (yang telah menikah). Maka beliau mengatakan bahwa orang yang telah menikah itu pikirannya lebih cemerlang dan orangnya lebih tahan dalam berhijrah.
Kalau ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah saya lebih baik menikah, atau justru kalau saya menikah akan menghalangiku berjihad atau menghalangiku dari sebagian pekerjaan jihad?”
Maka beliau menjawab: “Kalaupun di antara antum itu ada yang berada di mulut singa maka jangan sampai hal itu menghalanginya untuk menikah!!!”
Engkau benar wahai Syaikh kami, dan saya telah merasakannya. Maka hendaknya para ikhwan yang masih bujang memikirkan hal ini
Pesan Revolusi Syaikh Usamah bin Ladin "rahimahullah"
Untuk Umat Islam
Saya bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.
Amma ba’du…
Wahai umatku, umat Islam. Kami mengikuti bersamamu peristiwa sejarah yang besar ini. Kami menyertaimu dalam kegembiraan, keceriaan, kebahagian, dan suka cita. Kami gembira karena kegembiraanmu, dan kami bersedih karena kesedihanmu. Kami sampaikan ucapan selamat kepadamu atas kemenangan-kemenenganmu, semoga Allah menerima para syudaha’mu, menyembuhkan orang-orang yang terluka di antaramu, dan membebaskan orang-orang yang tertawan di antaramu.
Wa ba’du…
Hari-hari baru terbit dengan kemuliaan pemeluk Islam
para penguasa di negeri-negeri Arab bersembunyi
singgasana kekuasaan telah dilipat hingga datang
kepada kita berita harapan kabar gembira dan panji-panji kemenangan
Umat Islam telah lama menghadapkan muka mereka, menunggu-nunggu kemenangan yang berita-berita gembira tentang kedatangannya mulai nampak dari Timur (Afghanistan). Ternyata matahari revolusi terbit dari sebelah Barat (Tunisia lalu Mesir). Revolusi mulai memancarkan sinarnya di negeri Tunisia, maka umat Islam menyambutnya dengan suka cita, wajah bangsa-bangsa muslim berseri ceria karenanya. Adapun kerongkongan para penguasa tercekik dan bangsa Yahudi gemetar ketakutan karena telah dekatnya janji-janji (kemenangan Islam atas mereka). Dengan tumbangnya sang taghut (diktator), runtuh pula makna kehinaan, ketertundukan, ketakutan, dan kemunduran. Sebaliknya bangkitlah makna kebebasan, kemuliaan, keberanian, dan kesiapan untuk maju. Maka angin perubahan bertiup kencang demi menginginkan kemerdekaan. Tunisia telah menjadi pelopor atas hal itu. Lalu secepat kilat, para ksatria negeri Kinanah (Mesir) mengambil bara api dari para revolusioner Tunisia ke lapangan At-Tahrir. Maka terjadilah revolusi yang besar? Revolusi apakah gerangan?
Revolusi penentuan nasib bagi seluruh Mesir dan segenap umat Islam jika mereka berpegang teguh dengan tali agama Allah. Revolusi ini bukanlah revolusi makanan dan pakaian. Ia adalah revolusi kemuliaan dan harga diri, revolusi pengorbanan, menerangi seluruh kota dan desa sungai Nil dari wilayah dataran rendah hingga dataran tinggi. Maka kemuliaan putra-putra Islam mulai terlihat. Jiwa-jiwa mereka merindukan kejayaan nenek moyang mereka.
Mereka memungut di lapangan At-Tahrir Kairo bara api untuk mengalahkan pemerintahan-pemerintahan yang lalim. Mereka tegak melawan kebatilan. Mereka angkat tinggi-tinggi kepalan tangan mereka sebagai perlawanan terhadap kebatilan. Mereka tiada gentar terhadap tentara kebatilan. Mereka saling berjanji dan mereka meneguhkan janji tersebut. Tekad mereka telah bulat, lengan tangan mereka saling menopang, dan revolusi pun menjanjikan kemenangan.
Kepada mereka, para revolusioner yang merdeka, di seluruh negara…
Pegang teguhlah oleh kalian kendali inisiatif! Waspadailah diplomasi (dengan pemerintahan zalim nan kafir)! Karena sesungguhnya tidak ada jalan tengah antara pengikut kebenaran dan pengikut kesesatan. Sekali-kali tidak mungkin ada.
Ingatlah oleh kalian bahwa Allah telah mengaruniakan kepada kalian hari-hari yang masih akan ada kelanjutannya. Kalianlah para ksatria berkuda dan komandannya. Di tangan kalianlah tali kekang dan kendali urusannya. Umat Islam ‘menabung’ kalian untuk peristiwa yang besar ini, maka sempurnakanlah perjalanan dan janganlah kalian gentar dengan kesulitan yang bakal menghadang.
Perjalanan menuju tujuan telah dimulai
Orang merdeka maju ke depan dengan tekad bulat
Jika orang merdeka telah mulai menempuh jalan
Tak kan pernah merasa lelah atau berhenti
Sekali-kali ia tidak akan berhenti sehingga tujuan-tujuan yang direncanakan telah tercapai dan harapan-harapan yang dicanangkan telah tergapai, dengan izin Allah SWT. Revolusi kalian adalah poros mesin gilingan dan tempat penggantungan harapan orang-orang yang tertindas dan terluka. Kalian telah membebaskan dari umat ini banyak penderitaan yang berat —semoga Allah membebaskan kalian dari berbagai penderitaan—, dan kalian telah merealisasikan banyak harapan besar --semoga Allah SWT merealisasikan harapan-harapan kalian--.
Jalan tegak seperti halte bagi kalian
Keputus asaan di belakang, harapan di depan
Kemuliaan dikembalikan dengan darah, sebagaimana ia dirampas dengan darah
Singga pemberani mati demi membela sarangnya
Siapa mengorbankan nyawanya yang berharga demi Rabbnya
Tuk melawan kebatilan mereka, bagaimana ia akan dicela?
Wahai putra-putra umatku, umat Islam…
Di depan kalian ada perempatan jalan-jalan yang genting dan kesempatan sejarah yang agung lagi jaran terjadi, untuk membangkitkan umat Islam dan membebaskan diri dari peribadatan kepada hawa nafsu para penguasa, undang-undang positip, dan hegemoni Barat.
Merupakan sebuah dosa besar dan kebodohan yang besar apabila kesempatan yang telah ditunggu-tunggu oleh umat Islam sejak banyak dekade ini berlalu sia-sia belaka. Maka pergunakanlah kesempatan ini sebaik mungkin! Hancurkanlah patung-patung dan berhala-berhala! Tegakkanlah keadilan dan keimanan!
Dalam kesempatan ini, saya mengingatkan orang-orang yang jujur (tulus berjuang untuk Islam) bahwa membentuk sebuah majlis yang memberikan pendapat dan musyawarah kepada bangsa-bangsa muslim dalam seluruh aspek yang urgen merupakan sebuah kewajiban syar’i. Kewajiban itu lebih tegas lagi atas diri para aktivis Islam yang memiliki ghirah, yang sejak lama mereka telah memberi nasehat urgensi mencabut pemerintahan-pemerintahan yang zalim ini sampai ke akar-akarnya.
Para aktivis Islam tersebut memiliki tingkat kepercayaan (dukungan) yang luas di kalangan kaum muslimin. Maka mereka harus memulai program ini dan mengumumkannya dengan segera, jauh dari dominasi para penguasa diktator. Mereka harus harus membuat ‘kamar operasi’ (lembaga riset dan litbang) yang memantau (mengikuti) perkembangan kejadian agar bekerja melalui langkah-langkah yang seimbang (terukur) yang mencakup seluruh kebutuhan umat Islam. Mereka harus mengambil manfaat dari saran-saran para tokoh cendekiawan umat ini, dan meminta bantuan lembaga-lembaga kajian yang profesional serta orang-orang bijak nan ahli umat ini untuk menyelamatkan umat ini yang tengah berjuang dalam rangka menjatuhkan para penguasa taghut, sedang putra-putra umat ini menghadapi berbagai pembantaian. Mereka harus membimbing dan mengarahkan bangsa-bangsa muslim —yang tengah berjuang untuk menjatuhkan penguasa dan pilar-pilarnya— dengan langkah-langkah yang seharusnya (tepat) untuk melindungi revolusi ini dan merealisasikan tujuan-tujuannya.
Demikian juga wajib saling membantu dengan bangsa-bangsa yang belum memulai revolusi, untuk menentukan hari H dan apa yang harus dikerjakan sebelumnya. Sebab, keterlambatan akan menyebabkan hilangnya kesempatan. Sebaliknya, tergesa-gesa sebelum saatnya hanya akan menambah jumlah korban. Saya perkirakan angin perubahan akan melanda seluruh dunia Islam, dengan izin Allah. Maka para pemuda wajib mempersiapkan hal-hal yang semestinya untuk menghadapi peristiwa tersebut. Janganlah mereka memutuskan sebuah perkara sebelum mereka bermusyawarah dengan para ahli yang berpengalaman lagi jujur, yang jauh dari solusi-solusi ‘titik temu’ (saling menguntungkan dengan taghut) dan berkompromi dengan para penguasa zalim.
Dalam syair (karya al-Mutanabbi) telah disebutkan:
Gagasan itu mendahului keberanian seorang pemberani
Gagasan yang pertama, keberanian yang kedua
Wahai umatku, umat Islam…
Sejak beberapa decade yang lalu, engkau telah menyaksikan banyak revolusi. Masyarakat menyambutnya dengan gembira, namun tak lama sesudah itu justru merasakan bencana-bencananya. Jalan untuk menjaga umat ini dan revolusinya pada hari ini dari kesesatan dan kegelapan adalah memulai dengan revolusi kesadaran dan meluruskan pemahaman-pemahaman dalam seluruh bidang kehidupan, apalagi bidang-bidang pokok. Bidang yang paling penting adalah rukun Islam yang pertama, dan sebaik-baik buku yang ditulis dalam hal itu adalah kitab ‘Mafahim Yanbaghi an Tushahhah’ (Konsep-konsep yang seharusnya diluruskan) karya Syaikh Muhammad Qutub.
Lemahnya kesadaran kebanyakan putra umat ini yang timbul dari wawasan yang keliru yang disebar luaskan oleh para penguasa sejak dekade yang lama, merupakan musibah terbesar. Musibah-musibah lain yang menimpa umat ini hanyalah salah satu buah yang pahit dari buah-buah musibah terbesar ini. Itulah wawasan kerendahan, keterbudakan, ketundukan, dan ketaatan mutlak kepada para penguasa —-sebuah bentuk peribadatan kepada para penguasa selain peribadatan kepada Allah— mengalah kepada para penguasa dalam hak-hak dunia dan agama yang paling urgen; menjadikan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tokoh-tokoh berkisar pada poros penguasa…telah menjadikan manusia kehilangan kemanusiaannya, menjadikannya berlari di belakang penguasa dan keinginan-keinginan penguasa, tanpa sadar atau mengetahui duduk perkaranya, sehingga ia menjadi sekedar pengekor, jika masyarakat baik maka ia ikut-ikutan baik, jika masyarakat buruk maka ia ikut-ikutan buruk.
Ia menjadi barang dagangan yang murah, penguasa berbuat kepadanya semuanya sendiri. Mereka adalah para korban kezaliman dan penindasan di negeri-negeri kita. Para penguasa mengeluarkan mereka agar mereka meneriakkan (yel-yel dukungan) kepada para penguasa tersebut dan berdiri dalam parit (kelompok pendukung) para penguasa tersebut.
Para penguasa telah berusaha untuk membuat rakyat melepaskan hak terpenting yang telah Allah berikan kepada mereka. Para penguasa meniadakan akal sehat umat ini dan meminggirkan peranannya dalam seluruh bidang kehidupan yang penting melalui pengerahan usaha intensif lembaga-lembaga keagamaan negara dan media massa negara yang menetapkan keabsahan pemerintahan para penguasa tersebut. Mereka ‘menyihir’ mata, akal, dan keinginan rakyat. Mereka melaris-maniskan ‘pemberhalaan’ penguasa. Mereka membangunkan pondasi keabsahan pemerintahan para penguasa tersebut secara dusta, atas nama agama dan tanah air. Mereka menanamkan hal itu dalam hati rakyat, agar rakyat menghormati para penguasa, orang-orang tua menganggap kesuciannya, dan anak-anak tidak selamat darinya. Padahal anak-anak tersebut adalah amanah di pundak kita, dan mereka dilahirkan di atas fitrah.
Para penguasa membunuh fitrah anak-anak tanpa perasaan dan tanpa kasih sayang. Orang tua memasuki masa jompo di atas keadaan seperti itu dan anak-anak tumbuh dewasa dalam suasana itu pula. Para taghut semakin melampaui batas dan kaum yang tertindas semakin tertindas. Maka apalagi yang kalian tunggu?
Maka selamatkanlah diri kalian dan anak-anak kalian! Kesempatan emas telah muncul, terkhusus lagi setelah para pemuda umat ini menanggung resiko-resiko revolusi ini dan musibah-musibahnya, peluru taghut dan siksaannya. Para pemuda itu telah membukakan jalan dengan pengorbanan-pengorbanan mereka. Mereka membangun jembatan kemerdekaan dengan darah-darah mereka. Para pemuda yang usianya masih belia. Mereka menceraikan dunia kehinaan dan penindasan. Mereka meminang kemuliaan atau kuburan (kematian). Apakah para penguasa telah sadar bahwa rakyat telah keluar, dan sekali-kali mereka tidak akan kembali, sehingga mereka berhasil merealisasikan janji-janji dengan izin Allah SWT.
Sebagai penutup pesan ini
Sesungguhnya kezaliman besar di negeri-negeri kita telah mencapai tarap yang demikian besar. Kita terlalu lambat dalam mengingkari dan merubahnya. Barangsiapa sudah memulai (mengingkari dan merubah kezaliman besar tersebut), hendaklah ia menyelesaikannya, semoga Allah menolongnya. Dan barangsiapa belum memulai, hendaklah ia menyiapkan perbekalan untuk menghadapinya! Renungkanlah hadits shahih bahwa Rasulullah SAW bersabda:
مَا مِنْ نَبِيٍّ بَعَثَهُ اللَّهُ فِي أُمَّةٍ قَبْلِي إِلَّا كَانَ لَهُ مِنْ أُمَّتِهِ حَوَارِيُّونَ وَأَصْحَابٌ يَأْخُذُونَ بِسُنَّتِهِ وَيَقْتَدُونَ بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِنَّهَا تَخْلُفُ مِنْ بَعْدِهِمْ خُلُوفٌ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ وَيَفْعَلُونَ مَا لَا يُؤْمَرُونَ فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنْ الْإِيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ
“Tiada seorang nabi pun yang Allah utus pada umat sebelumku, melainkan ia memiliki hawarriyun (para pendukung utama) dan sahabat-sahabat dari kalangan umatnya. Mereka mengambil sunah nabi tersebut dan mengikuti perintahnya. Setelah mereka berlalu, maka muncul beberapa generasi yang mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan, dan mengerjakan apa yang tidak diserahkan kepada mereka. Barangsiapa berjihad melawan mereka dengan tangannya, maka ia adalah seorang mukmin. Barangsiapa berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka ia adalah seorang mukmin. Dan barangsiapa berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah seorang mukmin. Di balik itu tiada keimanan lagi walau sebesar biji sawi.” (HR. Muslim)
Beliau Nabi SAW juga bersabda:
سَيّدُ الشّهُداءِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمطّلِبِ ، وَرَجُلٌ قامَ إِلى إِمامِ جائِزٍ ، فَأَمَرَهُ وَنَهاهُ فَقَتَلَهُ
“Pemimpin para syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan seorang laki-laki yang melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar kepada penguasa yang zalim, maka penguasa itu membunuhnya.” (HR. Al-Hakim)
Saya ucapkan selamat bagi siapa yang keluar dengan niat yang agung ini. Jika ia terbunuh, maka ia menjadi pemimpin para syuhada’. Dan jika ia hidup, maka ia Mulia dan Berjaya. Maka perjuangkanlah kebenaran dan janganlah menghiraukan resikonya!
Mengatakan kebenaran kepada taghut
Adalah kemuliaan dan kabar gembira
Itulah jalan kemuliaan di dunia
Dan jalan kebahagiaan di akhirat
Jika mau, silahkan mati sebagai budak
Dan jika mau, silahkan mati sebagai orang merdeka
Ya Allah, berikanlah kemenangan yang nyata kepada orang-orang yang berjuang untuk menegakkan agama-Mu! Karuniakanlah kesabaran, ketepatan, dan keyakinan kepada mereka!
Ya Allah, realisasikanlah untuk umat ini perkara yang lurus, dengannya orang-orang yang mentaati-Mu dimuliakan dan orang-orang yang mendurhakai-Mu dihinakan, perbuatan yang ma’ruf diperintahkan dan perbuatan yang mungkar dilarang
Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari api neraka!
Ya Allah, kuatkanlah orang yang lemah di antara kami, sembuhkanlah orang yang terluka di antara kami, dan teguhkanlah pijakan kaki kami!
Ya Allah, hancurkanlah para pemimpin kezaliman, lokal maupun internasional, dan menangkanlah kami atas kaum yang kafir.
0 komentar: