Syaikh Izzuddin Al Qassam
--Inspirator Jihad Mujahidin--
(Singa Islam Palestina)
Di dunia Islam khususnya di kalangan mujahidin, siapa yang tidak mengenal seorang yang bernama Syaikh Izzuddin Al Qassam. Sosok yang menggelorakan api jihad di bumi Palestina puluhan tahun silam ini begitu melekat di memori para pejuang Islam saat ini. Semangat dan perjuangannya tidak lekang ditelan zaman meski jasadnya telah tiada.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa sosok yang namanya dijadikan oleh Harakah Al Muqawwamah Al Islamiyah (Hamas) sebagai sayap militernya ini ternyata bukan orang Palestina.
Syaikh Izzuddin Al Qassam lahir di Jibillah, di Provinsi Al Ladziqiyyah, Syiria pada 20 November 1882 dengan nama lengkap Izzuddin ibn Abdul Qadar ibn Mustafa ibn Yusuf ibn Muhammad Al Qassam. Beliau lahir dari keluarga miskin yang begitu erat memegang ajaran Islam. Ayahnya adalah seorang guru Agama. Sejak kecil beliau telah dididik dalam lingkungan yang islami. Sehingga tidaklah mengherankan jika beliau muncul sebagai pejuang yang gigih dalam menegakkan Islam.
Belajar pertama kali di Al Azhar dari Muhammad Abduh dan bersahabat kental dengan Muhammad Rasyid Ridho. Ilmu yang diperolehnya disebarkan dengan penuh keikhlasan tanpa kenal lelah. Beliau tidak hanya berceramah, tetapi juga benyak berbuat. Tahun 1911, beliau memobilisasi senjata dan sukarelawan untuk turun berjihad di Libya. Beliau mampu menggelorakan perlawanan agar tidak termasuk barisan orang-orang munafik.
Ribuan pemuda-pemuda Islam saat ini khususnya di Palestina begitu terinspirasi dan mengagumi sosok seorang Syaikh Izzuddin Al Qassam. Di kala usianya masih muda, beliau telah ikut serta dalam jihad melawan Prancis yang menjajah Syiria. Ketika Prancis menginvasi Syiria, beliau menjual rumahnya lalu dibelikan 34 pucuk senjata sebagai alat perlawanan dirinya dan pasukannya melawan penjajah. Sayang, perjuangan suci Syaikh Izzuddin Al Qassam dikhianati oleh revolusi pimpinan Ibrahim Hanano yang menyerahkan Syiria kepada penjajah dan menangkapi para pejuang. Akibat aksinya ini, beliau dijatuhi hukuman mati. Namun, beliau memutuskan untuk melarikan diri ke Palestina karena beliau melihat telah dimulainya eksodus Yahudi besar-besaran dari berbagai belahan dunia ke bumi Palestina.
Perjalanan jihadnya di Palestina dimulai dari sebuah kota bernama Haifa sekitar tahun 1920-an. Kala itu Haifa adalah sebuah kota yang belum dicaplok Zionis Yahudi. Beliau tinggal di rumah Amin Nuruddin. Berkat pendidikan yang beliau terima selama kuliah di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, beliau diamanahkan untuk mengajar dan memberikan pelajaran-pelajaran kepada masyarakat di beberapa masjid di kota Haifa. Dari sanalah beliau mulai membangun basis kekuatan.
Di Haifa, api jihadnya semakin berkobar lantaran melihat kekejaman Inggris yang merangsek masuk dan menjajah. Khutbah-khutbahnya mampu membangkitkan semangat jihad para ikhwan untuk melawan musuh-musus Islam, ketika banyak ulama hanya sibuk mengajar fiqh thaharah atau sibuk dengan tarian sufi. Pihak penjajah semakin mencium pengaruh kuat Syaikh Izzuddin Al Qassam yang begitu kuat dan mengakar. Untuk itu, Syaikh Izzuddin Al Qassam menjadi sasaran target pengintaian intelejen yang mulai disebar.
Beliau adalah da’i yang menitikberatkan dakwahnya untuk membangkitkan semangat kepahlawanan, menggelorakan ruh jihad di kalangan para pemuda Islam, dan membangun ukhuwah diantara aktivis Islam dalam mengusir penjajah Zionis Yahudi dan Inggris yang telah merampas hak dan kemerdekaan rakyat Palestina. Siang malam beliau berdakwah. Seluruh tenaga, pikiran, dan waktunya beliau habiskan dalam rangka menyadarkan umat akan bahaya kedatangan Zionis Yahudi ke tanah Palestina dan mengajak mereka agar berjihad melawan Zionis Yahudi dan Inggris.
Dengan posisinya sebagai pengajar yang aktif dalam memberikan ceramah-ceramah dan pengajaran di masjid-masjid di kota Haifa, membuat dirinya leluasa dalam membentuk barisan mujahidin yang siap dan rela berjuang untuk melawan Zionis Yahudi.
Hubungan yang erat dengan masyarakatnya, juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan dakwahnya. Sehingga dalam tempo singkat, beliau berhasil membangun sebuah gerakan bernama As Syubban Al Muslimin (Persatuan Pemuda Islam) pada tahun 1927.
Agar sukses dalam misi jihadnya dan melakukan rekrutmen milisi yang ketat. Hanya orang yang beriman dan siap matilah yang akan dijadikan pasukannya. Beliau berhasil mengumpulkan dan memiliki lebih dari 800 pengikut dan simpatisan jihadnya. Atas dasar inilah, Syaikh Izzuddin Al Qassam tidak mau bergabung dalam muktamar di Masjidil Al Aqsha tahun 1928 dan 1931. Beliau lebih fokus bergerak di bawah tanah (underground) untuk mengusir Inggris dan Zionis Yahudi.
Setelah berhasil merekrut generasi-generasi muda Palestina untuk ikut berjuang bersamanya, barulah segala potensi yang beliau miliki, kemudian beliau kerahkan demi terusirnya sang penjajah Zionis Yahudi dan antek-anteknya dari bumi suci Palestina. Sistem keorganisasian mulai beliau perkuat, senjata segera diinventarisir, rencana operasi mulai dibuat, taktik dan strategi mulai diterapkan. Semuanya beliau lakukan agar tanah Palestina yang terdapat Masjid suci Al Aqsha di dalamnya terbebas dari para penjajah.
Setiap anggota yang berhasil direkrut dan dibinanya, beliau ajarkan wajib belajar menggunakan senjata dan siap untuk melakukan peperangan dalam kondisi apapun di saat telah di umumkan jihad. Setiap anggota wajib mempersiapkan sendiri perbekalan dan persenjataannya. Walau mereka kesulitan dan tidak mampu mempersiapkan itu, namun banyak diantara mereka yang rela tidak makan demi untuk membeli senjata dan demi persiapan perang itu sendiri.
Operasi pertama Syaikh Izzuddin Al Qassam ialah menyerang perkampungan Yahudi Nahlal di kawasan Marj Amir. Hasilnya, ketua penjara Haifa terbunuh. Melihat aksi jihad yang dilakukan oleh Syaikh Izzuddin Al Qassam bersama pasukannya tersebut, ternyata membuat Inggris geram. Inggris yang merupakan sekutu Zionis Yahudi akhirnya membuat kebijakan barang siapa yang dapat menangkap Syaikh Izzuddin Al Qassam baik dalam keadaan hidup maupun dalam keadaan terbunuh akan diberikan hadiah 500 poundsterling.
Syaikh Izzuddin Al Qassam harus pintar bersembunyi dari kejaran pasukan Inggris. Anak perempuannya yang bernama Maimunah sempat memintanya untuk menghentikan perlawanan bersenjata dan diganti dengan cara damai saja. Syaikh Izzuddin Al Qassam pun marah dan berkata, "Diamlah wahai Maimunah, tidaklah kemuliaan teraih dan tercabut dari segala penderitaan kecuali melalui tetesan darah."
Sementara itu, di kawasan Nashirah, Syeikh Izzuddin dan pasukannya berhasil membunuh 11 orang Yahudi. Kemarahan Inggris terhadapnya semakin meningkat dan berbagai operasi telah dilancarkan untuk menghentikan jihadnya tapi tetap selalu menemui kegagalan.
Meski terus diintai untuk dibunuh, hal tersebut tidak menyurutkan langkah dan semangat jihad Syaikh Izzuddin Al Qassam dalam mengobarkan api perlawanan terhadap para penjajah bumi Palestina. Komitmennya terhadap jihad dan dakwah, membuatnya tegar dalam menghadapi rintangan yang beliau lalui.
Hingga pada rabu pagi hari, tanggal 20 November 1935 tepatnya di Kota Ashrasy Ya'bad, kota Jenin, Palestina terjadi lah pertempuran atau peperangan yang tidak seimbang antara ratusan pasukan Inggris yang bersenjatakan lengkap dan bantuan helikopter pengintai dengan sepuluh mujahidin dengan persenjataan seadanya, termasuk diantara para mujahidin itu terdapat Syaikh Izzuddin Al Qassam yang ikut bertempur.
Pada saat itu, pasukan mujahidin yang dipimpin oleh Syaikh Izzudin Al Qassam dalam peperangan yang tidak seimbang itu, Syaikh Izzudin Al Qassam memerintahkan pasukannya untuk memilih mati syahid dari pada mundur, saat para mujahidin telah dikepung dari berbagai penjuru oleh pasukan Inggris. Dan akhirnya Syaikh Izzudin Al Qassam bersama sembilan pasukannya meraih kematian yang di muliakan dan menjadi cita-cita seorang mujahid yaitu SYAHID yang menyertainya ruh sucinya menemui Rabb Nya. Di saku bajunya terselip mushaf Al Quran yang menjadi identitas dan sumber kekuatan seorang muslim.
Hingga sampai saat ini nama Izzudin Al Qassam melegenda sebagai mujahid sejati dan dijadikan nama Brigade (sayap) militer milisi perjuangan rakyat Palestina dari HAMAS yaitu Brigade Izzuddin Al Qassam.
0 komentar: